Profil Desa Celuk
Perkembangan Wilayah dan Perangkat Desa
Dikurun waktu sebelum tahun 1920 Masehi, Pemerintah Hindia Belanda yang berkuasa waktu itu, sejalan dengan kepentingan pemerintah jajahannya mengadakan pengaturan-pengaturan wilayah kekuasaannya dari tingkat terendah sampai ketingkat yang lebih tinggi. Mulailah dikenal Struktur Pemerintahan Desa dengan perbekelnya sebagai kepala desanya.
Bagi setiap wilayah desa adat yang berpenduduk 100 (seratus) orang Kepala Keluarga dijadikan satu wilayah Desa Perbekelan (Pemerintahan), sehingga Desa Adat Cemenggaon dan Desa Adat Tangsub dijadikan satu wilayah desa Pemerintahan dengan I Made Gilik sebagai perbekelnya. Sedangkan Desa Adat Celuk menjadi wilayah pemerintahan desa dengan I Made Mara (Celuk) menjadi Perbekelnya.
Dalam perkembangan selanjutnya ditahun 1920 Masehi, Pemerintah jajahan Hindia Belanda mengadakan pengaturan kembali terhadap wilayah dan perangkat Pemerintahan Desa. Pada saat itu digabungkanlah 3 (tiga) Perbekelan Guwang, Cemenggaon dan Celuk menjadi satu wilayah Pemerintahan Desa menjadi Perbekelan Celuk dengan I Made Mara sebagai Perbekelnya yang berkedudukan di Desa Celuk.
Pada tanggal 17 maret 1941, Perbekel I Made Mara mengundurkan diri dari jabatannya karena usianya sudah lanjut yang digantikan oleh I Ketut Banggang Gede Rawi dari Banjar Cemenggaon.
Setelah dua tahun Bapak I Ketut Bangbang Gede Rawi memegang pemerintahan desa yang melingkupi wilayah Guwang, Cemenggaon, Tangsub dan Celuk, Pemerintah Hindia Belanda kembali mengadakan pengaturan wilayah desa.
Guwang berdiri sendiri menjadi satu perbekelan, sedangkan Cemenggaon, Tangsub dan Celuk menjadi satu perbekelan dengan nama Perbekelan Celuk dan I Ketut Bangbang Gede Rawi dari Banjar Cemenggaon sebagai Perbekelnya.
Dengan analog pergantian perbekel dan pemekaran wilayah seperti tersebut diatas, maka tanggal 17 maret 1943 ditetapkan sebagai hari jadi Desa Celuk dengan perbekel yang pertama adalah I Ketut Bangbang Gede Rawi.
Tujuan dari mengetahui hari jadi desa adalah mengingatkan seluruh warga desa untuk menghargai perjuangan para pendahulu kita sehingga kita mempunyai wilayah desa yang jelas dengan struktur pemerintahan yang pasti dan menumbuhkan rasa bangga memiliki wilayah desa yang tersohor akan kerajinan emas dan perak sebagai sumber kehidupan masyarakat disamping mata pencaharian lainnya. Meningkatkan dan menumbuh kembangkan potensi desa yang masih terpendam melalui aktivitas kegiatan agama, olahraga dan seni secara kompetitip.
Kemudian pada tanggal 16 Mei 1978, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka atas permohonan sendiri, Perbekel I Ketut Bangbang Gde Rawi mengundurkan diri menjadi Perbekel. Kemudian dipilihlah I Ketut Suardja, SH menjadi Perbekel Desa Celuk hingga sampai Tahun 1984. Setelah itu beliau mengundurkan diri dan digantikan oleh I Made Gde Wardhana yang menjabat sebagai perbekel Desa Celuk berdasarkan pemilihan. Perbekel I Made Gde Wardhana mengakhiri masa jabatannya pada tahun 1993, kemudian diganti oleh Drs. I Ketut Darna seorang wiraswastawan yang mantan guru sebuah SMA swasta di Desa Batubulan sampai masa jabatannya berakhir yaitu pada tanggal 6 Agustus 2001.
Seiring dengan era reformasi, maka pemilihan Kepala Desa untuk menggantikan Drs. I Ketut Darna berjalan sangat demokrasi. Dimana yang terpilih adalah Drs I Made Surantha, seorang guru SD yang sekaligus menjabat sebagai Kepala Sekolah di SD No. 3 Batuan. Beliau menjabat 2 (dua) periode Tahun 2001 s/d 2012, pada tanggal 10 September 2012 I Wayan Mudiana ditetapkan sebagai perbekel Desa Celuk, seorang pensiunan PNS yang terakhir menjabat sebagai Inspektorat Propinsi Bali yang dilantik oleh Bapak Bupati Gianyar pada tanggal 20 September 2012, Beliau menjabat 1 (satu) periode Tahun 2012 s/d 2018.
Tanggal 4 Oktober 2018 I Nyoman Rupadana seorang Wiraswastawan dari Banjar Celuk ditetapkan oleh Bapak Bupati Gianyar I Made Mahayastra di ruang sidang Bupati sebagai Perbekel Desa Celuk sampai sekarang.
Jumlah penduduk Desa Celuk per-Desember 2024
NO
|
BANJAR
|
KK
|
PENDUDUK
|
L
|
P
|
JUMLAH
|
1.
|
Celuk
|
548 |
1.106 |
1.185 |
2.291 |
2.
|
Tangsub
|
83 |
176 |
168 |
344 |
3.
|
Cemenggaon
|
393
|
823 |
835 |
1.658 |
|
Jumlah :
|
1.024 |
2.105 |
2.188 |
4.293 |
Sumber Daya Alam
Potensi Kekayaan Alam :
Di wilayah Desa Celuk pemanfaatan sumber daya alam masih terbatas dan mayoritas Desa Celuk sebagai industri pengerajin perak. Secara umum sumber daya alam di Desa Celuk dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Permukaan
Di wilayah Desa Celuk sumber daya alam hanya merupakan persawahan dan perkebunan serta pengrajin perak.
2. Potensi sumber energi
Di wilayah Desa Celuk tidak ditemukan adanya sumber daya alam berupa gas atau uap yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kepentingan energi.
3. Potensi pariwisata
Di wilayah Desa Celuk didukung adanya pengerajin perak dan tempat yang strategis dikunjungi oleh tamu wisata asing maupun domestic dimana Desa Celuk dikenal sebagai desa pengerajin perak (Silver Village). Disamping itu Desa Celuk telah berkembang dengan adanya tempat rekreasi Tubing yang melintasi sungai Tukad Nangka yang nantinya bermuara di wisata kuliner warung makan Asasuka.
Organisasi Kemasyarakatan
Bidang Olahraga :
Di wilayah Desa Celuk terdapat organisasi kemasyarakatan dibidang olahraga sebagai kegiatan masyarakat, memiliki sarana seperti : Sepak Bola, Bulutangkis, Tenis Lapangan, Tenis Meja, Bola Volly, Beladiri Karate dan Beladiri Pencaksilat Bakti Negara, yang dapat digunakan secara langsung untuk kegiatan masyarakat dan pemuda mewujudkan program pemerintah mengolahragakan masyarakat serta memasyarakatkan olahraga demi kesehatan masyarakat.
Bidang Kepemudaan :
Diwilayah Desa Celuk dalam organisasi kepemudaan Nampak jelas aktif pada organisasi di masing-masing lingkungan Banjar yaitu dalam wadah sekaa teruna-teruni (STT) sebagai berikut :
- STT Yowana Jaya Celuk dengan ketua I Ketut Rusdiarta Putra.
- STT Mekar Jaya Tangsub dengan Ketua I Made Sandita.
- STT Darma Santi Cemenggaon dengan ketua I Wayan Darmawan.
Bidang Ekonomi :
- Hasil produksi daerah
Wilayah Desa Celuk pada umumnya menghasilkan industri kerajinan perak dan emas yang salah satu produksi kerajinan dapat memikat pembeli baik domestik maupun asing. Dengan terjadinya wabah Covit-19 dan seiring waktu telah berkembang kerajinan tangan dari uang kepeng yang menyebar di wilyah Banjar Tangsub dan Cemenggaon.
- Perekonomian masyarakat
Perekonomian masyarakat Desa Celuk untuk sekarang ini berjalan cukup lancar walaupun dalam kondisi wabah Covit-19 dimana warung dan art shop masih terlihat aktifitasnya seperti biasa. Banyak masyarakat yang beralih kegiatan dari kegiatan yang berkaitan dengan pariwisata ke kegiatan pertanian dan perdagangan guna menutupi kebutuhan keluarga.
- Koperasi
Koperasi masyarakat Celuk masih berjalan lancar yang juga di dukung LPD yang ada di masing-masing Desa Pakraman sebagai simpan pinjam menghidupkan perekonomian masyarakat.
- Pertanian
Di bidang pertanian masyarakat Celuk masih mengerjakan lahan pertanian seluas : 115,32 ha yang terdiri dari Subak pemungkul 35,32 ha, Subak Temoyang Kaja luasnya 46 ha dan Subak Tangsub luasnya 34 ha yang semua dapat menghasilkan padi dan lainnya sesuai hasil panennya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
- Perkebunan
Perkebunan/tegalan di Desa Celuk yang luasnya 15,75 Ha sebagian masih produktif ditanami kelapa dan tanaman lainnya yang hasilnya juga dapat menunjang kebutuhan warga desa.
- Industri
Dalam industri masyarakat Desa Celuk menghasilkan kerajinan perak dan emas serta kerajinan tangan dari uang kepeng yang sudah terkenal bagi wisatawan domestic maupun asing.
- Peternakan
Peternakan di Desa Celuk cukup bagus dimana beberapa warga masyarakat memelihara itik, ayam buras, babi, sapi an lainnya yang dapat membantu kebutuhan masyarakat terhadap daging maupun kebutuhan upacara.
- Perhubungan
Perhubungan di Desa Celuk cukup lancar dan sebagai alat transportasi dan berbagai jenis angkutan dimana Desa Celuk dilalui oleh jalan protokol dan jalan kabupaten serta 3 buah jembatan yang dapat menghubungkan Desa Celuk dengan desa yang lainnya untuk melancarkan perekonomian masyarakat Desa Celuk.
- Kesehatan
Di wilayah Desa Celuk terdapat sebuah polindes dan sebuah Rumah Sakit Swasta GANESHA yang dapat membantu untuk memeriksakan kesehatan masyarakat yang memerlukan pertolongan kesehatan.
- Sektor Budaya dan Kesenian
Kesenian yang menonjol di Desa Celuk yaitu kesenian sendratari, topeng, wayang serta kesenian lainnya yang juga dapat digunakan saat masyarakat melakukan upacara agama di kalangan masyarakat Celuk.
- Sektor Pendidikan
Sarana pendidikan di Desa Celuk terdapat 4 Buah SD, 3 STK, 3 PAUD dan lembaga lainnya yang berada di masing-masing banjar diantaranya :
- SD . Untuk lembaga ini, di Desa Celuk ada 3 Unit SD Negeri yaitu SD Negeri 1,2,3, terletak dilingkungan masing-masing banjar dinas, dan 1 SD Swasta yang terletak di Banjar Cemenggaon, yaitu SD Ana Putra.
- Lembaga ini terdapat 3 STK yakni STK Kumara Jaya Celuk di Br Celuk, STK Ana Kumara Di banjar Cemenggaon dan STK Madhu Vidya di Br Celuk.
- Lembaga ini di Desa Celuk ada 3 Unit yang berlokasi di Banjar Celuk dengan nama PAUD Kumara Jaya yang dikelola oleh Banjar Dinas Celuk dan PAUD Madhu Vidya yang dikelola oleh perseorangan serta di Banjar Cemenggaon dengan Nama PAUD Ana Kumara yang di kelola oleh Yayasan Ana Putra.
- Lembaga Pendidikan Agama. Lembaga ini ada 3 buah dalam bentuk Pesraman yakni Pesraman Budhi Pekerti Desa Pakraman Celuk, Tangsub dan Cemenggaon.
- Lembaga Pendidikan Lain/Kursus. Lembaga ini ada 4 jenis yakni :
- Seni Tari. Sanggar seni tari di Desa Celuk ada 1 buah yang bernama ‘Tri Suari, yang berada di lingkungan Banjar Dinas Cemenggaon.
- Sekaa Cak. Sekaa Cak di Desa Celuk ada 1 sekaa, yang berada di lingkungan Banjar Dinas Cemenggaon.
- Seni Tabuh. Sanggar ini ada 4 buah, di Desa Adat Cemenggaon dan Desa Adat Tangsub terdapat masing-masing 1 Sanggar dan Di Desa Adat Celuk ada 2 Sanggar.
Kirim Komentar