Sejarah Singkat Perbekelan Desa Celuk
Bersumberkan rangkuman penuturan lisan para tetua diwilayah Perbekelan Desa Celuk yang diakibatkan karena tidak adanya data-data tertulis khusus untuk itu. Desa Celuk sebagai wilayah Perbekelan terdiri dari 3 (tiga) Wilayah Desa Adat yang sekaligus masing-masing Desa Adat itu merupakan Wilayah Banjar Dinas dan Banjar Suka Duka, dimana yang satu dengan yang lainnya mempunyai latar belakang sejarah masing-masing. Ketiga Banjar dan Desa Adat yaitu Banjar/Desa Adat Cemenggaon, Banjar/Desa Adat Tangsub dan Banjar/Desa Adat Celuk dengan sejarah singkatnya adalah sebagai berikut :
Banjar / Desa Adat Cemenggaon
Semula diwilayah ini bermukim turunan ARYA CAMENG yang karena sesuatu keadaan terjadilah perpindahan dari wilayahitu ke Desa Paguyangan (Badung). Kemudian oleh Desa Sukawati di wilayah itu dijadikan pemukiman para prajurit dan penduduk. Untuk mengenal tempat kedudukan prajurit dan pemukiman penduduk diwilayah itu, maka lingkungan wilayah itu diberi nama “CAMENGGAON”. Nama ini diambil dari Arya Cameng yang berpindah (mekaon, bahasa daerah) dari wilayah itu.
Banjar / Desa Adat Tangsub
Letak wilayah ini disebelah Barat Banjar Cemenggaon yang semula berupa wilayah pedukuhan bermukim kurang lebih 25 (dua puluh lima) orang Kepala Keluarga. Dipedukuhan itu bermukim seorang dalang (kidalang) yang terkenal kemahirannya sampai sekitar pedukuhan itu. Nama kidalang yang terkenal itu adalah I Gde Binder. Suatu Adat dan sopan santun pedesaan yang dengan segala cirri-cirinya, maka panggilan terhadap yang lebih tua, baik dari segi usia maupun kemampuannya diberikan julukan kehormatan sesuai dengan keahliannya kepada Kidalang ini diberikan julukan nama “DALANG KASUB” (dalang yang terkenal – bahasa Indonesia). Lama kelamaan wilayah pemukiman dalang itupun disebut “LANGSUB” yang kemudian menjadi “TANGSUB”.
Banjar / Desa Adat Celuk
Arkian di tahun Isaka Warsa 1305, para pendatang yang bermukim disebelah Barat Desa Tangsub, wilayah Desa Adatnya menjadi satu dengan Desa Adat Sangsi. Letak wilayah Desa ini membujur memanjang. Tetapi wilayah Desa ini dipisah oleh suatu wilayah pemukiman. Karena letaknya terpisahkan oleh suatu wilayah lain, maka nama Desa ini disebut Desa “CELUK” (asal kata Selak – Seluk / Bahasa Bali) sedangkan wilayah yang memisahkannya disebut "SELAT”. Dalam perkembangan dan pertumbuhan Desa Celuk ini, terjadilah pemisahan Desa Adat antara Sangsi dan Celuk. Pemisahan ini bermula memang karena mekarnya wilayah dan penghuninya, juga memang tuntutan kepentingan diwaktu itu.
Sumber foto: Facebook Sejarahbali.com
Kirim Komentar